Problematika Nyata di Lapangan
Berdasarkan berbagai studi lapangan dan pengamatan, terdapat beberapa problematika nyata yang dihadapi lembaga dakwah modern, yaitu:
- Krisis Kepemimpinan Visioner, Banyak lembaga dakwah mengalami stagnasi akibat ketiadaan visi global yang berakar pada nilai-nilai Islam.
- Dualisme Manajemen, Ketegangan antara penerapan model manajemen modern dengan prinsip syariah klasik kerap menimbulkan kebingungan.
- Keterbatasan Literasi Digital, Tidak semua lembaga dakwah mampu memanfaatkan perkembangan teknologi informasi secara optimal.
Segmentasi Generasi, Generasi muda (Gen Z) menuntut pendekatan dakwah yang kreatif, interaktif, dan berbasis kebermanfaatan nyata, sementara banyak lembaga dakwah masih terpaku pada pola lama. - Radikalisasi Narasi, Sebagian lembaga dakwah terjebak dalam narasi eksklusif sehingga sulit menjangkau masyarakat luas yang plural.
- Kepemimpinan visioner berbasis nilai.
Penguasaan teknologi untuk dakwah digital. - Kemampuan membaca kebutuhan masyarakat modern secara mendalam.
- Komitmen menjaga keaslian nilai Islam dalam setiap inovasi.
Dinamika Pemikiran: Menemukan Titik Temu
Dinamika antara Islamisasi dan sekularisasi tidak harus dilihat sebagai medan konflik, melainkan peluang untuk menemukan pendekatan dakwah baru yang lebih integratif.
Beberapa inovasi pemikiran yang dapat menjadi solusi di antaranya:
Dakwah Hibrida, Menggabungkan metode klasik (tabligh, halaqah, majelis ilmu) dengan platform digital modern (podcast, webinar, TikTok dakwah).
Manajemen Berbasis Maqashid Syariah, Semua program dinilai berdasarkan sejauh mana ia membawa kemaslahatan umat dan menjaga nilai-nilai inti Islam.
Dakwah Inklusif, Mengembangkan narasi dakwah yang mampu berbicara kepada berbagai segmen masyarakat tanpa mengorbankan prinsip akidah.
Kesimpulan: Dakwah Modern, Ruh Tetap Islam
Islamisasi dan sekularisasi bukanlah pilihan biner yang saling menegasikan. Lembaga dakwah hari ini perlu mengembangkan kecerdasan spiritual untuk memilah dan mengadopsi aspek modernitas yang bermanfaat, tanpa kehilangan jati diri Islam. Transformasi dakwah ke depan memerlukan:
Dengan demikian, lembaga dakwah dapat terus menjadi mercusuar umat di tengah arus perubahan zaman: kokoh dalam prinsip, lincah dalam metode.
Penulis:
Al Kahfi, S.Sos
Muhammad Firdaus, Lc., MA., Ph.D
Dr. H. M. Yakub, M.A.
(Mahasiswa dan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)